Kamis, 28 Februari 2019

DAY 5 

Aku Mau Kamu
Murni Hernawati

Diammu
Marahmu
Bahagiamu
Derai tawamu
Membuatmu sempurna bagiku

Gemerisik angin yang bertiup didedaunan
Buyarkan lamunanku tentangmu
Kudengar dia berbisik...
Tersenyumlah, diapun rindu padamu

Kamu bohong...balasku manja
Hatiku terlanjur berpelangi
Tak peduli lagi dia bicara apa
Aku mau begini selamanya

#30hariberpuisiWSC
#womenscriptcommunity

#dekaamaliawritingcenter

Selasa, 26 Februari 2019

DAY 4 

Cerita Ayahku
Murni Hernawati

Dulu kupikir
Kalau kau jadi orang super kaya
Kau akan bahagiakanku

Dulu kupikir
Kalau kau jadi jendral yang gagah
Kau akan lindungiku

Dulu kupikir
Kalau kau jadi orang sepintar Habibie
Kau akan ajariku banyak hal

Tapi akhirnya kutahu
Kau tak perlu jadi siapapun untuk bisa begitu
Cukup jadi ayahku saja...

#30hariberpuisiWSC
#womenscriptcommunity

#dekaamaliawritingcenter


DAY 3

Hujan
Murni Hernawati

Andai ditakdirkan menjadi yang lain
Pilih jadi apa, tanyamu...
Aku mau jadi hujan
Kenapa?
Setiap titik air yang jatuh kebumi
Adalah bulir rinduku padamu

Kamu diam sejenak
Kemudian lirih berkata tanpa memandangku
Bagaimana jika hujan berhenti?
Aku tercekat
Berakhir pulakah rinduku?

Kulihat pelangi diujung sana
Dia tahu siapa yang akan bersamamu
Saat aku tiada...

#30hariberpuisiWSC
#womenscriptcommunity

#dekaamaliawritingcenter


DAY 2 

Hapus Aku
Murni Hernawati

Aku tak pandai merangkai kata
Tak pula sanggup ungkapkan isyarat
Gemuruh ini terlalu kuat untuk kutahan
Hingga mampu hancurkan rasa

Bertahun kubiarkan jiwa ini berkelana
Mencari rasa yang tidak ingin kutemui
Aah...apalah lagi yang akan kuharap
Saat kutahu tak ada lagi yang tersisa untukku

Embun pagi di jendela kaca
Lukiskan wajahmu tanpa cela
Maafkan...lirihku pilu
Rinduku hanya fatamorgana

#30hariberpuisiWSC
#womenscriptcommunity

#dekaamaliawritingcenter

Day 1

Tentang Kamu
Murni Hernawati

Aku tahu matahari terbit di ufuk timur
Aku tahu siang akan pergi diujung senja
Aku tahu cinta dan sayangmu tertuju untukku
Tapi aku tak pernah tahu hingga kapan semua akan begitu

Kamu pernah bilang cuma aku yang mengerti dirimu
Kamu pernah bilang inginkan aku jadi bagian dari hidupmu
Kamu pernah bilang bahagiamu ada padaku

Nyatanya, aku tidak mengerti kenapa kamu bukan bagian dari hidupku dan bahagiaku bukan kamu

#30hariberpuisiWSC
#womenscriptcommunity

#dekaamaliawritingcenter

Minggu, 26 April 2015

Nepal….My Trip, My Story

Nepal….My Trip, My Story

Kalau hati sedang galau, kadang-kadang suka bingung deh.. mau memulai tulisan dari mana.  Tapi keinginan saya untuk bisa berbagi cerita, semoga memudahkan saya dalam merangkai kalimat yang layak untuk dinikmati.

Pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015, pukul 15.47, saya mendapat berita “Nepal diguncang gempa bumi dengan kekuatan 7.9 SR” tepatnya terjadi antara kota Kathmandu (ibukota Nepal) dengan kota Pokhara.  Innalillahi wa innailaihi roji’un….ratusan warga tak mampu melawan kekuatan alam, mereka tewas tertimbun bangunan-bangunan kuno yang memang secara kondisi terbilang sudah rapuh.  Berita ini tentu saja menjadi perhatian dunia, bukan hanya karena gempa yang berkekuatan besar namun juga karena di negara ini banyak world heritage yang menjadi saksi sejarah. 

Buat saya dan rekan-rekan yang tergabung dalam Jilbab Travelers-prakarsa penulis kondang Asmanadia- berita ini bikin merindiiiiing…!  Gimana nggak? Pada awal April lalu, tepatnya tanggal 3-10 April 2015 kami baru saja menyelesaikan perjalanan menyelusuri dan menikmati keindahan panorama negara yang terkenal dengan pegunungan Himalaya-nya.  Allahu Akbar! Saya tidak bisa membayangkan apabila peristiwa gempa ini terjadi pada saat kami masih disana.  Qadarullah, ternyata Allah masih berkenan menyelamatkan kami semua dari bencana dahsyat itu.  Syukur Alhamdulillah….

Hingga hari ini, sebenarnya saya masih belum bisa “move on” dari pesona negeri ini.  Rasanya nggak pernah bosan untuk terus menceritakan pengalaman pertama saya ini, saat mengunjungi berbagai peninggalan bersejarah, menikmati keindahan alam serta menjadi saksi kala sang surya terbit dan terbenam.  Whuaaa…beneran susah lupaaa!

Untuk mengenang Kathamandu, Nagarkot, Sarangkot, Pokhara, kota-kota yang sempat saya  singgahi, izinkan saya berbagi cerita dan kenangan yang tidak akan pernah bisa saya lupakan selama 8 hari perjalanan.  Semua rangkaian perjalanan ini, sempat saya tuliskan melalui akun facebook.  

For this time, I need to re-write the stories…dedicated to Nepal.  
“Ma Nepal Lai Maya Garxau…means I Love Nepal” by Jilbab Travelers 

#‎1st day – 3 April 2015

Wow! Keseruan kami "para jilbab travelers" bermula saat ajang perkenalan di bandara Soekarno-Hatta. Datang dari berbagai lokasi dan profesi, tapi kami punya misi dan visi yang sama yakni meniatkan perjalanan kami utk mentadaburi indahnya ciptaan Allah.

Thanks to mbak Asmanadia yang sudah menyiapkan wadah ini buat kami para perempuan yg sebelumnya cuma punya niat yang susaaaah banget buat terwujud, tapi dengan trip ini.

Yes! We make it ...happened!





Dari bandara Soekarno-Hatta, kami singgah sebentar di KLIA2 untuk transit dan terbang melanjutkan perjalanan menuju Tribhuvan International Airport-Nepal.
Tiba di Kathmandu, kami langsung menuju ke Pariswar Hotel tempat kami bermalam yang berlokasi di sekitar Thamel area. Lidah kami langsung dimanjakan dg beef steak & fried rice ala Nepal...*psst, tapi maaf yah! enakan masakan di Indonesia hehehe, lidahnya belum adaptasi kali yak?*
Kejadian lucu sempat bikin riuh, saat seorang teman (JT) bercerita bahwa dia disapa secara hangat oleh seorang warga nepal (WN):

WN : Hi, welcome!
JT : Hi... Thank you
WN : Namaste!
JT: Tati Yuliati...

Hahahaaa! Mendadak kami semua tertawa mendengar ceritanya...karena rupanya mbak Tati baru tahu kalo "Namaste" adalah sapaan penghormatan kepada seseorang saat bertemu. Sedangkan mbak Tati mengira kalo orang tsb menyebutkan namanya qiqiqiqi....suer! Ini lucu abiiis...
Okay prens...that's the 1st day story of our trip! Still have another 7 days to go to share...wait for the next story yaaa...

#‎2nd Day – 4 April 2015

Yeaayy! The journey is started... Para travelers mulai menjelajah around the city, dimulai dari toko-toko sekitar hotel @thamel street (yang menawarkan berbagai pernak pernik, perlengkapan trekking, karpet) terus lanjut ke salah satu tempat bersejarah yang dikenal dengan  Patan Durbar Square.  Lokasi ini merupakan tempat bermukimnya para raja-raja jaman dahulu. Sempat pula melihat peninggalan benda-benda kerajaan yang kini menjadi museum. Bahkan tempat mereka beribadah, juga dapat dinikmati sebagai tempat wisata yg disebut Golden Temple.

Keseruan berlanjut saat kami berusaha mencari lokasi untuk melaksanakan sholat.  Setelah mencari di beberapa tempat, akhirnya ada sebuah restoran bernama "Casa Pagoda" yang berkenan memberikan kami a little space to take pray...Alhamdulillah! Walaupun mereka non muslim, but they are willing to share.  It’s awesome!   Upps, hampir lupa sambil bergantian sholat, kami juga menikmati makan siang yang owwkee bingiiits… diresto ini! Woow! pizza bikinan mereka membuat rasa lapar saya benar-benar terobati. Hmm..satu lagi nih, ownernya lumayan keceh! Qiqiqi...So, tempat ini very rekomen laah!

Sebelum kami beranjak ke Nagarkot, one of beautiful place in Nepal (kalo di Indonesia mirip di puncak gitu deh) kami sempat mampir dulu ke Tribuvhan Airport utk mengambil 3 koper yang tertinggal di Kuala Lumpur, rupanya koper-koper itu masih pada betah di KLIA hehehe...

Perjalanan menuju Nagarkot cukup berliku, dengan tingkungan tajam yang membuat jantung berdebar. Saran niiih.. buat yang gampang mabok darat, baiknya minum antimo lah yaa, sehingga terhindar dari serangan pusing dan mual. Tapi itu semua terbayar saat kami tiba disana disambut dengan pemandangan yang supeeeer keceh! Alhamdulillah walau sempat hujan, tapi Allah masih izinkan kami menikmati keindahan saat sang mentari mulai terbenam di ufuk barat. Allah izinkan angin berhembus untuk menghalau kabut yang menutupi indahnya senja langit jingga! Subhanallah..."NikmatKU manalagi yang kau dustakan (QS. Ar Rahman).

We end our second day with a delicious dinner and amazing story from Asmanadia. She is a very inspiring daughter, wife and mom...May Allah always give her a happy life and blessing.  Ok Guys...pls enjoy our beautiful pics yaaa...and wait to another stories.

#‎3rd Day – 5 April 2015

Begin the day with blessing! Allah memanjakan mata kami-para jilbab travelers- dengan kebesaran Allah yang Maha Dahsyat, A Beautiful Sunrise! Subhanallah...
Tiada henti kami mengucap syukur atas semua jamuan ini, how we can't love this!

Selesai menyantap sarapan, kami beranjak menuju Bhaktapur...a place where we can find many fabulous heritage sites. Seruuu...bingiiits! Sambil menikmati perpaduan budaya Hindu & Budha dilokasi ini, acara belanja-belanji juga dimulai disini hehehe... Saya dan Siska (one of the travelers) kebetulan “kesengsem” pada satu traditional song yang saat itu sedang diputar si pemilik toko. Gak pikir panjang lagi, karena sudah kepincut kami berdua langsung beli CD lagu yang berjudul "Guru Ram Das Raakho Saranaa-Ee" by Snatam Kaur (Nepal's Singer). Hmm..cocok nih buat temen saat latihan Yoga nanti!



"Lost in Bhaktapur" is the story of the day , karena saya dan Siska keasyikan dengan berbagai tawaran pemilik took, gak berasa kalo rombongan travelers sudah beranjak ke situs lainnya. Jreng...jreng! Begitu keluar dari toko, no one was there. Cari kesana kesini gak ketemu, kita berdua gak punya simcard nepal dan disitu gak ada WiFi pula...perfecto! Gak bisa contact siapapun. Akhirnya, kita putuskan untuk menunggu saja dilokasi kita berpisah dari rombongan. Singkat cerita, akhirnya kita "diketemukan". Ternyata mereka semua paniiik! padahal kami berdua gak berasa dicariin hahahaa!  Okeeh...that's the end of our lost story.




Perjalanan jilbab travelers berlanjut ke Pashunapati, dilokasi ini kami disuguhkan kisah tentang bagaimana warga Nepal memperlakukan "jasad" bagi mereka yg sudah wafat yaitu dengan dibakar. Selain itu, kami juga menikmati keindahan bangunan bersejarah yg unik dan menarik. Pastinya kami gak lupa dooonk buat foto2 dilokasi ini hehehe....



Last trip of the day is going to Boundhanath. Di lokasi ini, kami menikmati area turis yang lengkap dengan took-toko souvenir dan oleh-oleh khas Nepal serta "BIG Stuppa"-nya. Disiniiii...tentulah sayang banget kalo gak dipake buat lokasi berfoto dan narsis2an hehe…
Finally, sampailah kami di Fuji Hotel untuk melepas segala kepenatan hari ini. Alhamdulillah...all the plan has done!  
Take a very best sleep! And ready for the 4th day . See Yaaa!!


#4th Day – 6 April 2015

"Goes to Pokhara" menjadi agenda trip hari ini. After breakfast, we are ready to go! Ini memang perjalanan yang lumayan panjang, -/+ 6 jam. So, musti bersiap deh...mulai dari antimo, camilan terus gak lupa bawa CD lagu nepal yang dibeli kemarin hehehe!

Oh iya, sampe lupa cerita nih! Trip kali ini kami berjumlah 12 orang termasuk mbak Asmanadia dan 1 orang cowo, sisanya tentu para jilbabers. Berkumpul dengan berbagai profesi dan rentang usia yang beragam, justru bikin trip ini jadi seru! Yuuuks.. kita simak satu per satu profile mereka dari sudut pandang saya yaa..



1. Asmanadia - siapa yang tidak kenal penulis kondang yang satu ini, jadi gak perlu saya jelaskan lagi ya. Buat saya ini kesempatan yang luar biasa bisa kenal mbak Asma lebih dekat! Naaah..buat yang mau seperti saya, join aja di next trip ya

2. Pipin - gadis manis asal banjar yg satu ini adalah lulusan sastra jepang unbraw. She is a loveable person! Gak nyangka dibalik wujud kalemnya ternyata dia gokil abiiiizzz hahaha...

3. Widya - cewe tomboy ini satu2nya yang masih jadi murid sekolahan emang paling muda juga, makanya paling sering dibully qiqiqi....eh tapi muka boleh garang tapi hati sih rinto bangeeet alias gampang ceriik..

4. Marlindia - cewe berkacamata ini emang udah keliatan pinter saat ketemu pertama kali. Eh gak taunya doi memang seorang dosen yg mau ngelanjutin S3 nya. Hmm...high quality jomblo lho

5. Yuki - dara cantik ini memang kelahiran jepang, so tau donk ya namanya terinspirasi dari mana? Pembawaannya kalem dan santun banget, sehingga sepertinya memang udah siap untuk dipinang dalam waktu dekat hehehe...

6. Zaki - Lulusan desain grafis ini adalah satu-satunya cowo di team JT kali ini. Beruntung banget ada zaki...karena semua cewe-cewe narsis lainnya memang butuh tukang foto buat mengabadikan every moment hehehe...oh iya Zaki ini adalah adik Yuki dan anak dari ibu Asih (team JT paling senior).

7. Ibu Asih - Saluut...sama ibu yang satu ini! Di usia-nya yang tak lagi muda semangat utk berpetualangnya gak kalah deh...julukan sbg kanjeng mami kayaknya mmg pas buat beliau

8. Ari - aaah...pengantin baru ini kalo diminta utk gaya saat berfoto sih emang jagonya! Kalah deh Dian Pelangi...dan yg bikin takjub adalah semua properti buat foto di nepal ini lengkaaap!! Mulai dari payung, sepatu, baju...asliii semua ala model 😛laah

9. Mbak Sari - jika dibandingkan yang lain, beliau termasuk orang yang paling jarang bicara. Hmm...msh oerlu banyak ngobrol lagi nih! Tapi kalo soal foto2 gak kalah asik kok...

10. Mbak Tati - dua jempooolll… buat perempuan hebat ini! Walau dalam keadaan hamil 7 bulan, tetap yakin dan pede buat ikutan bareng dg team JT. Supeeer khan? dan kita semua kompak utk namain baby-nya mbak Tati dg panggilan "aya" yg diambil dari nama Himalaya

11. Mbak Siska - Ibu persit yang satu ini memang hobi travelling. Dia juga adalah salah satu penulis utk artikel yang terkait dg traveling. Wuuih manteeep bingiiits! Hobi yang jadi kerjaan itu pastinya keren!

12. Last but not least....Sayaaah! seorang ibu 2 anak, karyawan sebuah bank swasta yang kerjaan ama hobbynya memang gak sama tapi bisa mendukung *qiqi… maksa!*. Merasa beruntung banget bisa gabung team JT menjelajahi Nepal, karena pastinya buat orang lain ini bukan tempat biasa utk wisata, right?

Teruuus...lanjut tentang perjalanan ke Pokhara yaa! Saat lunch time, kami sempat singgah di sebuah resto yang cantik dipinggir sungai, no wonder namanya River Side. Pemandangannya oke, makanannya sedap!





Nah, tiba di Pokhara kami langsung menuju danau untuk memenuhi hasrat “naik boat”. Selain menikmati Phewa lake view, gak lupa pastinya buat foto-foto dan mampir ke sebuah kuil kecil di tengah danau. Selepas dinner, kami belanja-belanji oleh-oleh dan back to hotel untuk persiapan menyambut sunrise di Sarangkot. Fiuuuuh! Can't wait guys....!
Okeeeh! Stay tune if you want to hear our story about another sunrise at another place...here in Nepal!

#5thDay – 7 April 2015

Kalaulah kita bisa tanya semua orang didunia ini, tempat mana yang mereka ingin kunjungi utk wisata alam? Gak berlebihan rasanya kalo mereka menjawab "Pegunungan Himalaya!" Betuuulll tidaak?

Sunrise at Sarangkot-Phokara, Nepal!
Naaah...bisa dibayangin gak sih kegirangan dan keharuan yang dirasakan para jilbab travelers saat bisa menyaksikan langsung "Sunrise" diantara kemegahan pegunungan Himalaya. Kami menikmati keindahan tersebut dari salah satu sudut di kota Sarangkot-Phokara.  Subhanallah...lagi-lagi kami dibuat kagum dan bersyukur pada kebesaran Allah atas nikmat ini. Kalau menurut saya, hari ini adalah Sunrise terindah yang pernah saya lihat selama ini. Alhamdulillaaah…!


Setelah puas menikmati sunrise sambil berfoto ria, kami kembali ke hotel utk sarapan pagi. Setelah itu, kami bersiap utk mengunjungi 2 lokasi yang sayang untuk dilewatkan yaitu:

1. Pokhara International Museum
Disini, kami bisa melihat secara detail penjelasan mengenai pengunungan Himalaya dan siapa saja tokoh yang telak berhasil menaklukan pegunungan Himalaya. Jujur, saya pribadi baru tahu kalo pegunungan Himalaya terdiri dari 14 puncak gunung dengan ketinggian yang bervariasi. Mount Everest adalah gunung dengan  puncak tertinggi yaitu 8.848 m. Buat yang suka mendaki gunung, rasanya belum komplit deh kalo belum pernah mampir ke museum ini...sehingga layak buat dikasih julukan pendaki gunung sejati hehehe....

2.Gupteshwor Mahadev Cave.
Ditempat ini kami menikmati keunikan sebuah gua yg sudah berumur -/+ 5000 tahun dan merupakan gua terindah dan terbesar di Asia Tenggara ( begitu infonya). Dalam gua ini, kita bisa melihat patung desa Siwa yg terbentuk scr natural. Aah..pokoknya serulaah!

Hari ini lumayan melelahkan, sehingga selepas makan siang kami kembali ke hotel utk berisitirahat total! Karena besok sebagian dari kami akan mengikuti "Paragliding" alias terbaaaang! Wuiiidih...seru juga pastinya...mau tau gimana rasanya? Tunggu kisahnya besok ya…

#‎6th Day – 8 April 2015

Entering the 6th day of the journey, sebagian JT team bersiap untuk having some fun with paragliding. Wuuuiiih manteep! Bakalan beneran merasakan terbang seperti Elang.  Saya semula sudah terdaftar sebagai salah satu peserta dari 6 org yang akan join, namun sayang hari ini dapat kabar kalo seat yang tersedia hanya 4 sajaa...hiks sediih! Ternyata saya tidak bisa ikut bersama mereka. Akhirnya, diputuskan buat semua yang tidak ikut aktivitas paragliding bisa spend their time utk bersantai atau belanja-belanji diseputar Phewa lake.
Menjelang lunch time, kami semua bersiap untuk menempuh perjalanan panjang back to Kathmandu yeayy!  Setelah -/+ 7 jam on the road, akhirnya kami tiba di Dream hotel untuk beristirahat.

Oh iyaa...besok, kami akan lihat secara langsung pegunungan Himalaya melalui "Mountain Flight" cihuiiii!  Tunggu foto2 kami berikutnya yaah…

#‎7th Day – 9 April 2015

Wow...!! No other words can say except "Subhanallah". Thanks to Allah for this big opportunity, really thankfull for what I have today.  Rasanya ungkapan tadi tidak berlebihan untuk mengawal aktivitas jilbab traveler di hari ke 7 ini.  Kami bisa menikmati langsung dengan “mata telanjang” jajaran pegunungan Himalaya dengan menggunakan domestic flight “Yeti Airlines”.  Bahkan, kami diperkenankan oleh pramugari untuk bisa mengambil foto “Mount Everest View” dari cockpit! What a great experience!

Keindahan yang tersaji hari ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun! Kekaguman dan kecintaan kami pada Allah semakin bertambah...Ya Allah, apalah yang bisa disombongkan dari kami yang fakir ini...Maha Besar Engkau dengan semua ciptaanMU.
Selepas ber "mountain flight" saatnya kami leyeh-leyeh utk menyegarkan kembali kepenatan perjalanan kemarin. 

Hmm...tengok dompet duluu, Yuup! Masih ada beberapa lembar rupee yang bisa dijajakan nih, hehehe...Well, time to sight seeing again around the Kathmandu City...

#8th Day – 10 April 2015

Yeaaayyy...! We'll be home soon...’coz today is our last day in Kathmandu.
Hari ini diawali dengan "packing activities". Mendadak jadi pada galau, karena selama 7 hari kemarin ternyata tas para travelers berkembang biak cukup banyak qiqiqiqi....Yang semula berangkat cuma bawa 1 koper, pulang nya berubah jadi 2-3 koper. Wuuuih! Manteep deh...:)

Setelah sarapan, kami masih punya free time. So, buat para travelers yang uang Rupee-nya masih tebel kudu, harus, wajib segera dihabisin! Naah...tujuan paling pas ya cuma Thamel Street Market yang lokasinya cuma berjarak 500 m dari Dream Nepal Hotel tempat kami menginap.

Berhubung hari ini adalah hari Jum'at, jadi kami memutuskan utk melihat pelaksanaan sholat jum'at di Nepal dan lanjut untuk sholat jama Dzhuhur & Ashar disana. Kami menuju Masjid Jamee yang lokasinya dekat dengan Rani Pokhari-The Heart of Kathmandu (Queen's Pond). Alhamdulillah, kami bertemu dengan seorang bapak yang berkenan meminjamkan kamar mandinya untuk kami berwudhu, karena rupanya masjid ini tidak ada tempat wudhu khusus buat wanita. 

Thanks ya paaak...semoga kebaikan bapak dicatat sebagai amal baik oleh Allah, Aamiin....

Setelah selesai dari Masjid Jamee, we’re back to hotel to have lunch, check out dan bersiap utk menuju our last destination yaitu Swayambunath - Monkey Temple.  Kami bisa menikmati sunset dari lokasi tertinggi di kota Kathmandu ini.

Sunrise at Swayambunath - Monkey Temple, Kathmandu



















After that, Tribhuvan Airport will be the real last destination of JT trip. 
Yiiiihaaaa! Eh tapi doa'in yaaa semoga bagasi kami gak over niih...dan bisa lancar dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur dan lanjut ke Jakarta.



#End of The Story – 11 April 2015

Alhamdulillah…kami semua tiba di bandara Soekarno Hatta dengan selamat dan tidak ada koper yang tertinggal kali ini :).  

Trip yang indah buat saya! Indeed...

Selain saya menikmati perjalanannya, saya mendapatkan banyak teman baru yang membawa banyak kebaikan bagi saya secara pribadi.  Semoga impian kami untuk bisa “jalan bareng” lagi dapat segera terwujud.  Aamiin….



All our hearts and prayers are sending to Nepal.  The earthquake has destroy the city and killed thousands people, but the memories of Nepal are always here....in our hearts.

#Pray For Nepal


Minggu, 19 April 2015

Ibu Mertuaku😘

"Ibu Mertuaku"

Jujur, bukan tantangan yang mudah kalo seorang menantu perempuan diminta untuk menuliskan tentang ibu mertuanya. Mungkin sudah jadi "pendapat umum" deh yaaa...kalo hubungan antara kedua perempuan ini lebih banyak yang gak mulusnya dibanding yang berhasil harmonis hehehe...

Alhamdulillah, kebetulan banget saya mendapat karunia ibu mertua yang statusnya "aman" alias gak pernah berkonflik dengan menantu perempuannya (yg kebenaran emang cuman sayaah😜), jadi rasanya dalam kesempatan ini izinkan saya untuk bisa berbagi cerita tentang beliau yaa..

Saya memanggil ibu mertua saya dengan sebutan Mama Benhil, buat membedakan antara mama saya sendiri dengan beliau.  Kenapa Benhil? Ya karena mama rumahnya disitu jadi gampang memastikan mana "mama" yang dimaksud saat sedang ngobrol dengan suami hehehe...Nama asli mama benhil adalah Nurlela, hobbynya masak 2 jenis makanan, yaitu "masakan enak" dan "masakan enak bingiiits".  Jadi gak heran donk, kalo selama 15 tahun perkawinan sudah 15 kali lebaran saya selalu merayu mama untuk dimasakin hidangan lebaran komplit! Mulai dari ketupat, sayur pepaya cacah, semur daging, rendang sampai manisan buah atep. Mama Benhil adalah mama yang super pengertian.  Beliau tahu saya adalah perempuan tomboy yang gak doyan kedapur, jadi walaupun saya gak minta sekalipun...beliau pasti membuatkannya untuk mantunya ini. Duuuh! Nikmat manalagi yang tidak saya syukuri. I love u Ma....*lebaran udah deket yak! Mama gak lupa khan? Peluuuk duluu ah*

Satu hal yang unik dari Mama Benhil adalah sedikit bicara, banyak masak 😁! Seriuuus...ini memang tantangan buat saya untuk bisa bikin percakapan yang nyaman dan nyambung dengan beliau.  Dari sekian tahun saya mencoba, hal yang bisa membuat percakapan kami agak panjang rasanya cuma ada 3 yakni tentang almarhum Abah (bapak mertua saya), masakan/makanan dan cucu (2 anak dari saya dan suami).  Mama Benhil tipikal wanita  yang patuuuuuh...sekali pada suami.  Apa yang Abah bilang, rasanya beliau selalu menurut tanpa berupaya untuk berargumentasi.  Segala sesuatu yang berlaku dirumah *kecuali masak* rasanya hampir semua dilakukan atas inisiatif Abah, sehingga sangat terasa dampaknya buat Mama Bendhil saat kepergian Abah yang mendadak karena serangan jantung.  Butuh waktu yang cukup lama buat beliau untuk bisa move on.  Dari sini, saya belajar...dalam kehidupan berumah tangga perlu ada balancing antara suami dan istri.  Patuh pada suami bukan berarti menyerahkan segala sesuatunya pada suami.  Akan tetapi harus ada kolaborasi yang harmonis, sehingga ketika salah satu terpaksa harus tiada, maka bahtera yang ada tidak akan goyah.

Oke kembali ke mami mertukul saya hehehe...Alhamdulillah, sejak pulang berhaji 2 tahun lalu Mama Benhil akhirnya memutuskan dirinya untuk berhijab.  Tidak ada kata terlambat, karena yang penting gimana akhirnya bukan kapan mulainya.  Sebagai keturunan keluarga Arab, sebenarnya Mama Benhil sudah kenal hijab sejak lama.  Namun, rupanya hal tersebut tidak menjamin bahwa pemahaman tentang wajibnya berhijab bisa diterima secara utuh.  Kini, dengan berhijab mami mertukul saya ini jadi makin cantiiik...😘

Hubungan saya dengan Mama Benhil memang tidak sedekat dengan mama saya sendiri, tapi kalo saya boleh Ge-eR rasanya mama sayang kok sama saya😝.  Hal ini tanpa sengaja saya ketahui saat perbincangan antara asisten RT saya dengan adik ipar.  Dalam obrolan mereka, terucap kalau Mama Benhil sering membicarakan saya ke teman-teman arisannya, yang syukurnya adalah tentang hal positif terkait diri saya.  Aaaah...mamaaah! Ciyuuuus niiih😍? Buat saya ini berkah Allah, tatkala saya sering mendengar keluh kesah teman-teman saya tentang ibu mertuanya, saya justru merasa gak ada hal yang perlu saya keluhkan tentang beliau.  Semoga ini bisa berjalan seterusnya, bahkan bisa lebih baik lagi...seperti keeratan hubungan antara saya dan mama kandung saya.

Saya bersyukur pada Allah...karena mempunyai kesempatan memiliki 2 Kartini dalam kehidupan saya.  Semoga Allah senantiasa memuliakan mereka, mengabulkan setiap doa yang mereka panjatkan dan memberi mereka Rahmat atas setiap kasih sayang yang mereka berikan pada saya, suami dan anak-anak.

Selamat Hari Kartini buat semua perempuan Indonesia.😘